PALEMBANG, KOMPAS.com - Mungkin Anda menjadi salah satu
penerima pesan pendek selular (SMS) yang tiba-tiba masuk dari nomor
yang tidak dikenal. Isinya begini: Produk Italia, kacamata pengintai
tembus pandang. Bisa menembus kain, kardus, plastik. Minat? BB:
2a46c0a0 atau hubungi 0896185499xx.
Ya, SMS seperti ini
dalam dua pekan terakhir sering mampir ke ponsel warga Palembang. Ana,
salah satu warga Palembang, mengaku sempat bergidik mendapat SMS itu. "Hah, kacamata tembus pandang? Waduh, apa iya sih?," kata dia.
Ada beberapa penjual yang rajin promosi via SMS. Akhirnya, demi mengetahui kebenaran iklan ini, redaksi pun
mencoba untuk melakukan pembelian kacamata tersebut. Kontak dilakukan
melalui Blackberry Messanger (BBM) dan tertulis nama penjualnya Arif
Kagiman.
Ia mengaku berada di Bali dan memang menjual kacamata
tembus pandang seharga Rp 3 juta per unit. Menurut dia, kacamata tembus
pandang yang dijual kebanyakan dibeli orang-orang dari Bali, tetapi
banyak juga orang yang di luar Bali.
"Agar bisa tembus pandang, itu menggunakan fasilitas infra red. Kacamata ini made in Italia," kata Arif menjawab pertanyaan redaksi yang menyamar sebagai calon pembeli.
Ketika
ditanya mengenai keaslian kacamata yang dijualnya, Arif pun
menjaminnya. Menurut dia, selama ini tidak ada orang yang komplain
setelah kacamata diterima. "Kalau testimoni tidak ada mas,
karena rata-rata orang yang sudah membeli tidak pernah dimintai
pendapatnya. Tetapi yakin, barang yang kami jual ini memang bisa tembus
pandang," kata dia.
Ketika ditanya cara pemesanan dan pembayaran,
menurut Arif, uang senilai Rp 3 juta harus terlebih dahulu di transfer
ke rekening salah satu bank atas nama Arif Kagiman. Setelah uang
diterima, barulah barang akan segera dikirim.
Harga kacamata
tersebut, menurut dia sudah termasuk ongkos kirim. Barang yang telah
dipesan akan sampai 1-2 hari hari ke tempat tujuan. Namun, kacamata yang
sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi.
"Kalau memang mas
berminat, silahkan kirim uangnya. Bila uang sudah diterima silahkan BBM
dan kirim alamat lengkap, nomor ponsel. Ini untuk memudahkan dalam
pengiriman," kata dia.
Sayangnya, Arif Kagiman ini tidak mau
diajak untuk berlama-lama berkomunikasi mengenai spesifikasi kacamata
tembus pandang tersebut. Ia berkilah, bila memang berminat langsung
transfer uang ke nomor rekening yang telah diberikannya, lalu barang
akan dikirim.
"Sekarang lagi ada diskon 30 persen, kalau mau beli langsung transfer saja mas. Jangan terlalu banyak bertanya," kata dia yang tidak lagi menjawab pertanyaan yang dilontarkan melalui BBM kepadanya.
Hanya merekam, tidak tembus pandangSejauh
ini, kacamata pengintai (tidak tembus pandang) yang memiliki fungsi
untuk merekam video memang bisa ditemukan di pasaran. Fitur kacamata
yang dilengkapi kamera kecil membuat orang tidak akan menyangka jika
kacamata tersebut mampu merekam apa yang dilihat.
Kacamata ini
juga dijual bebas di toko online maupun toko-toko gadget. Bentuk
kacamata ini mirip kacamata fashion biasanya. Selain untuk merekam,
fitur kacamata dilengkapi alat pemutar musik (MP3) dan kamera foto.
Cukup
menekan tombol power di bagian tangkai kacamata. Lampu indikator akan
menunjukan bahwa kamera dan pemutar musik telah siap difungsikan.
Rudi,
pengguna kacamata perekam, mengaku membeli kacamata ini langsung dari
Jakarta. Ia tertarik karena kacamata ini bisa menjadi hidden camera (kamera tersembunyi) sehingga bisa merekam aktivitas orang lain tanpa diketahui.
Fungsi
kacamata yang bisa merekam video hingga satu jam ini dibuat untuk
mengabadikan momen yang tidak memungkinkan untuk seseorang memegang
kamera. "Misalnya lagi touring motor. Tidak mungkin memegang kamera untuk merekam. Kacamata ini sangat membantu," kata warga Kilometer (Km) 9 Palembang ini.
Untuk
merekam, pengguna kacamata tinggal menekan tombol bersimbol (>>)
dan mengarahkan kacamata ke arah objek yang akan direkam. Demikian juga
untuk memotret cukup menekan tombol (<<).
Diakui Rudi,
kecanggihan teknologi yang ada di kacamata perekam sering kali
menimbulkan niatan iseng untuk merekam aktivitas orang lain. Satu kali
dia pernah merekam adegan dua orang remaja yang tengah berpacaran di
kawasan Jakabaring. Kebetulan saat itu dua remaja tersebut tengah
bertengkar. Alhasil pertengkaran dua orang tersebut semuanya terekam.
"Lucu-lucuan saja," ungkap dia.
Namun Rudi mengaku tak berniat merekam perilaku asusila (seks). "Lagian kacamata ini gak bisa di-zoom. Tidak bisa merekam objek jauh. Tidak jelas gambarnya," lanjut dia.
Harga
kacamata yang ia beli sejak awal tahun 2013 hampir mencapai Rp 1 juta.
Hingga kini kacamata tersebut masih berfungsi dengan baik. "Tidak untuk
aneh-aneh. Takut juga kalau ketahuan," ungkap dia.